VICTORIA - Neraka itu terjadi kemarin pagi di kota-kota kecil di utara Melbourne, Australia. Sedikitnya sudah 76 orang ditemukan tewas akibat kebakaran yang dipicu suhu tinggi itu. Ini adalah bencana alam paling mengerikan yang terjadi di Negeri Kanguru itu.
Sehari sebelumnya, sekitar 700 rumah hancur akibat panas tinggi yang memanggang kawasan itu disertai angin kencang, yang membuat kawasan itu serasa seperti oven. "Neraka dengan segala bentuk mengerikannya telah mengunjungi orang-orang di Victoria selama 24 jam terakhir," ujar Perdana Menteri Kevin Rudd setelah mengunjungi kawasan itu. "Ini betul-betul tragedi bagi bangsa."
Ribuan petugas pemadam kebakaran sudah diturunkan untuk menaklukkan api di kawasan seluas 30 ribu hektare yang meliputi hutan, lahan pertanian, dan sebagian perkotaan itu. "Meski suhu udara agak menurun, api tak bisa sepenuhnya diatasi sebelum benar-benar ada hujan deras," kata Premier (semacam Gubernur) Victoria John Brumby.
Para saksi mata menyatakan kobaran api yang mengamuk itu setinggi gedung empat lantai. Api itu menyebabkan pepohonan "meledak" akibat tekanan panas. Di Australia saat ini memang sedang musim panas.
Ada dugaan dari pihak kepolisian bahwa kebakaran dahsyat ini dipantik oleh seorang arsonist (pembakar). Bila dugaan itu benar, pelakunya bisa dipenjara 25 tahun.
BBC melaporkan banyak tubuh tak bernyawa ditemukan di dalam mobil. Para korban itu diduga mencoba melarikan diri dari api, namun kalah cepat akibat tiupan angin yang kencang.
Korban-korban berjatuhan dari Kota Kinglake, Wandong, St. Andrews, Strathewen, sampai Marysville. Kota yang disebut terakhir ini memiliki 500 penduduk dan kini dikabarkan telah hangus, rata dengan tanah, meski sebagian penduduknya selamat.
"Kejadiannya sangat mengerikan karena begitu cepat. Sekolah-sekolah terbakar, gedung kota menjadi abu," ujar seorang penduduk Strathewen. Seorang korban lain yang selamat dari Kinglake, Darren Webb-Johnson, memperkirakan sekitar 80 persen kotanya musnah menjadi abu.
Kebakaran hutan merupakan hal jamak terjadi di Australia, namun tak pernah dengan korban sebanyak ini. Jumlah korban terbanyak terjadi pada 1983 ketika 75 orang tewas pada hari yang kini diperingati sebagai Rabu Abu itu.
sumber: dari TEMPO.
Sehari sebelumnya, sekitar 700 rumah hancur akibat panas tinggi yang memanggang kawasan itu disertai angin kencang, yang membuat kawasan itu serasa seperti oven. "Neraka dengan segala bentuk mengerikannya telah mengunjungi orang-orang di Victoria selama 24 jam terakhir," ujar Perdana Menteri Kevin Rudd setelah mengunjungi kawasan itu. "Ini betul-betul tragedi bagi bangsa."
Ribuan petugas pemadam kebakaran sudah diturunkan untuk menaklukkan api di kawasan seluas 30 ribu hektare yang meliputi hutan, lahan pertanian, dan sebagian perkotaan itu. "Meski suhu udara agak menurun, api tak bisa sepenuhnya diatasi sebelum benar-benar ada hujan deras," kata Premier (semacam Gubernur) Victoria John Brumby.
Para saksi mata menyatakan kobaran api yang mengamuk itu setinggi gedung empat lantai. Api itu menyebabkan pepohonan "meledak" akibat tekanan panas. Di Australia saat ini memang sedang musim panas.
Ada dugaan dari pihak kepolisian bahwa kebakaran dahsyat ini dipantik oleh seorang arsonist (pembakar). Bila dugaan itu benar, pelakunya bisa dipenjara 25 tahun.
BBC melaporkan banyak tubuh tak bernyawa ditemukan di dalam mobil. Para korban itu diduga mencoba melarikan diri dari api, namun kalah cepat akibat tiupan angin yang kencang.
Korban-korban berjatuhan dari Kota Kinglake, Wandong, St. Andrews, Strathewen, sampai Marysville. Kota yang disebut terakhir ini memiliki 500 penduduk dan kini dikabarkan telah hangus, rata dengan tanah, meski sebagian penduduknya selamat.
"Kejadiannya sangat mengerikan karena begitu cepat. Sekolah-sekolah terbakar, gedung kota menjadi abu," ujar seorang penduduk Strathewen. Seorang korban lain yang selamat dari Kinglake, Darren Webb-Johnson, memperkirakan sekitar 80 persen kotanya musnah menjadi abu.
Kebakaran hutan merupakan hal jamak terjadi di Australia, namun tak pernah dengan korban sebanyak ini. Jumlah korban terbanyak terjadi pada 1983 ketika 75 orang tewas pada hari yang kini diperingati sebagai Rabu Abu itu.
sumber: dari TEMPO.