Budha Bar Akan Ganti Nama
JAKARTA (KONTEKAJA) - Dirjen Agama Budha, Budi Setiawan, mengatakan bahwa pemilik Budha Bar di Menteng, Jakarta Pusat, punya niat baik untuk mengubah nama tempat hiburan/rekreasi tersebut.
"Saya sudah mendengar itu. Tapi, umat Budha hingga kini masih menantikan realisasinya," kata Budi, di tengah Rapat Kerja (Raker) Departemen Agama di Jakarta, Jumat (6/3).
Dimintai komentarnya bar yang mengusung nama, simbul dan atribut agama Budha, ia menjelaskan, umat Budha sangat berharap dan memohon kepada pemiliknya untuk mengganti namanya. Namun tak lagi menggunakan atau mengaitkan dengan simbol atau atribut agama Budha.
"Ini semata demi tetap terpeliharanya kerukunan intern umat Budha di tanah air," kata Budhi.
Umat Budha di tanah air diimbau agar tetap bersabar, karena mengubah nama tempat rekreasi tersebut butuh waktu.
Ia menjelaskan, pimpinan umat Budha di Jakarta sudah mengomunikasikan rasa keberatan umat Budha di tanah air atas penggunaan nama, simbul dan atribut pada Budha Bar tersebut. Dan, manajemen Budha Bar juga memberikan respon positif.
"Namun, untuk realisasinya itu masih ditunggu," katanya penuh harap.
Sementara itu Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kebangsaan, Viktus Murin, di Jakarta, Jumat, menyatakan, kalangan pengusaha mestinya sensitif terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
"Sebagai bagian dari bangsa yang majemuk dan sejak awal berdiri sebagai NKRI kita telah mengakui kebhinekaan bangsa dalam segala hal, baik itu suku, adat istiadat, ras dan agama maupun keyakinan, maka para pelaku bisnis pun seyoginya punya kesadaran demikian," katanya.
Mantan Sekjen Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu minta pengertian organisasai dunia usaha seperti Kadin Indonesia, API, Hipmi, Gapensi, PHRI, AKLI, Aprindo, Aprisindo, dan seterusnya, bisa melakukan upaya khusus mengenai ini.
"Minimal ada edaran di internal mereka, bahwa usaha apa pun yang dikembangkan tidak ada masalah, asalkan menjaga rasa kebersamaan sesama saudara sebangsa," ujarnya.
Terkait dengan kasus Budha Bar, ia berharap dapat diselesaikan cepat, agar tidak memicu semakin besarnya eskalasi sentimen dan sensitivitas.
JAKARTA (KONTEKAJA) - Dirjen Agama Budha, Budi Setiawan, mengatakan bahwa pemilik Budha Bar di Menteng, Jakarta Pusat, punya niat baik untuk mengubah nama tempat hiburan/rekreasi tersebut.
"Saya sudah mendengar itu. Tapi, umat Budha hingga kini masih menantikan realisasinya," kata Budi, di tengah Rapat Kerja (Raker) Departemen Agama di Jakarta, Jumat (6/3).
Dimintai komentarnya bar yang mengusung nama, simbul dan atribut agama Budha, ia menjelaskan, umat Budha sangat berharap dan memohon kepada pemiliknya untuk mengganti namanya. Namun tak lagi menggunakan atau mengaitkan dengan simbol atau atribut agama Budha.
"Ini semata demi tetap terpeliharanya kerukunan intern umat Budha di tanah air," kata Budhi.
Umat Budha di tanah air diimbau agar tetap bersabar, karena mengubah nama tempat rekreasi tersebut butuh waktu.
Ia menjelaskan, pimpinan umat Budha di Jakarta sudah mengomunikasikan rasa keberatan umat Budha di tanah air atas penggunaan nama, simbul dan atribut pada Budha Bar tersebut. Dan, manajemen Budha Bar juga memberikan respon positif.
"Namun, untuk realisasinya itu masih ditunggu," katanya penuh harap.
Sementara itu Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kebangsaan, Viktus Murin, di Jakarta, Jumat, menyatakan, kalangan pengusaha mestinya sensitif terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
"Sebagai bagian dari bangsa yang majemuk dan sejak awal berdiri sebagai NKRI kita telah mengakui kebhinekaan bangsa dalam segala hal, baik itu suku, adat istiadat, ras dan agama maupun keyakinan, maka para pelaku bisnis pun seyoginya punya kesadaran demikian," katanya.
Mantan Sekjen Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu minta pengertian organisasai dunia usaha seperti Kadin Indonesia, API, Hipmi, Gapensi, PHRI, AKLI, Aprindo, Aprisindo, dan seterusnya, bisa melakukan upaya khusus mengenai ini.
"Minimal ada edaran di internal mereka, bahwa usaha apa pun yang dikembangkan tidak ada masalah, asalkan menjaga rasa kebersamaan sesama saudara sebangsa," ujarnya.
Terkait dengan kasus Budha Bar, ia berharap dapat diselesaikan cepat, agar tidak memicu semakin besarnya eskalasi sentimen dan sensitivitas.
Terakhir diubah oleh PreludeRR tanggal 10/05/09, 11:25 pm, total 1 kali diubah